Menteri PPPA Soft Launching RBMP di Desa Sewangi Batola, H. Muhidin :  Berkontribusi Bagi Upaya Perlindungan Perempuan dan Anak di Banua



Marabahan – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia (RI)  Arifatul Choiri Fauzi melakukan Kunjungan Kerja di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada Kamis (05/11/2024) di Desa Pulau Sewangi, Kecamatan Alalak.

Kunker Menteri PPPA dalam rangka soft launching Ruang Bersama Merah-Putih (RBMP). RBMP merupakan project dari Kementerian PPPA. RBMP hanya ada di enam desa di seluruh Indonesia. Salah satunya di Kalsel, yang berada di Desa Pulau Sewangi, Alalak, Batola.

Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi menyampaikan, sesuai arahan Presiden melalui Astacita, Kementerian PPPA Pemberdayaan merencanakan tiga program prioritas  dalam lima tahun ke depan. Yaitu RBMP, perluasan fungsi call center SAPA 129 dan satu data gender dan anak.

Lanjutnya, RBMP juga digunakan sebagai tempat memberikan pelatihan keterampilan bagi para perempuan sesuai minat mereka, seperti fesyen dan memasak dengan melibatkan pelaku UMKM, termasuk terkait dengan bantuan modal usaha dan edukasi berbagai bidang lainnya.

“RMBP ini akan menjadi ruang kerja bersama, kerja bareng dari seluruh komponen masyarakat. Artinya ini tidak hanya sekedar kegiatan, melainkan menjadi sebuah gerakan yang mengarah kepada rasa memiliki terhadap desa, serta empati terhadap sesama anggota masyarakat itu akan ada. Sehingga, apapun yang terjadi di desa tersebut bisa terdeteksi secara dini,” ungkapnya.

Arifatul menegaskan, Kementerian PPPA berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat sipil, untuk mendorong pemberdayaan perempuan. Pihaknya juga menunggu rekomendasi kebijakan dan rencana tindak lanjut nyata yang lahir dari kegiatan ini.

“Pemberdayaan perempuan membuat perempuan memiliki kemandirian secara ekonomi guna mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Perempuan yang mandiri secara ekonomi, diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan perempuan untuk dapat melaporkan kekerasan yang mereka alami,” katanya.

Sementara itu, Plt. Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin, melalui Staf Ahli Gubernur bidang Kemasyarakatan dan SDM, Husnul Khatimah mengatakan, pemilihan desa/kelurahan sebagai lokasi piloting model RBMP didasarkan pada komitmen pemerintah desa dan adanya inisiatif masyarakat untuk pembangunan PPPA di desa/kelurahan.

“Pembentukan gerakan RBMP di Desa Pulau Sewangi dapat memberikan kontribusi berarti bagi upaya perlindungan perempuan dan anak, khususnya di Banua,” katanya saat membacakan sambutan tertulis Plt Gubernur Kalsel H Muhidin.

Gubernur terpilih Pilkada 2024 itu berharap, dari program tersebut dapat terus berkembang dengan segala aktivitas produktif yang turut memajukan desa.

“Sehingga nantinya Desa Pulau Sewangi dapat menjadi percontohan bukan hanya di Kalsel, tapi juga di tingkat nasional, sehingga dapat mendorong dan menginspirasi desa-desa lainnya,” tandasnya.

Dilain sisi, Kepala Desa Pulau Sewangi, Sarifah Saufiah mengatakan, selain terpilih menjadi desa ramah perempuan dan peduli anak. desanya tersebut juga dijuluki dengan kampung seribu jukung.

“Sebagai desa ramah perempuan peduli anak yang sudah mencapai skala nasional, Desa Pulau Sewangi juga terkenal dengan kampung seribu jukung,” terangnya.

Untuk diketahui, Menteri PPPA beserta rombongan juga melihat dan mencoba secara langsung pembuatan kue tanggui, cincin berlubang empat, kue cucur dan kue kakoleh (kue khas Barito Kuala), meninjau tempat pembuatan kapal (jukung) dan tempat pembuatan batik khas Kalsel (sasirangan), serta mengunjungi lumbung desa yang dimanfaatkan sebagai RBMP. (end/adpim)

Foto : Sapari Yanto